
Karawang, Lintasbatas.news – Bencana Banjir yang terjadi di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, berdampak pada sejumlah sektor, salah satunya adalah Pertanian. Selasa (28/02/2023).
Dengan tanaman padi yang terendam air antara 40-80 Cm, tercatat ada sekitar ± 3.000Ha sawah yang terdampak bencana banjir di Kabupaten Karawang, dalam beberapa hari terakhir.
Berdasarkan hasil dilapangan, mayoritas usia tanam padi dipersawahan berkisar antara 15-30 hari usia tanam. Banjir terparah seperti di Kabupaten Karawang.
Otomatis kerugian petani semakin besar karena mengulang masa pembenihan dan mengulang juga masa tanam/nandur.
Pada tahun 2022, luas panen padi di wilayah Karawang, seluas 157.090 hektare dengan produksi sebanyak 1.131.048 ton gabah kering panen. Jadi, rata-rata produksi padi di Karawang mencapai 1,3 juta ton setiap tahun.
Hal ini menunjukkan bahwa potensi padi atau gabah di Kabupaten Karawang, sangat luar biasa karena menjadi penyangga pangan di Jawa Barat dan Jakarta.
Contoh kasuistik produksi padi di Kabupaten Karawang, luas lahan sawah dilindungi di Karawang, hingga kini masih seluas 95.000 hektare.
Selain itu juga, bahwa kelangkaan stock ketersediaan benih sudah langka di agen/toko dan harganya menjadi mahal di perkirakan Rp 150.000-Rp.180.000 untuk 20Kg benih per-hektar sawah.
Ini merupakan tanggung jawab dan perhatian pemerintah karena cuaca ekstrim akan mengakibatkan gagalnya Program Ketahanan Pangan Nasional.
Catatan bahwa bencana banjir kerugiannya cukup besar pada nasib Petani khususnya di Kabupaten Karawang. (red/LB)